I.
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Hukum
Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang ercis untuk
dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan
warna biji. Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat
berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of
genes”. Atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika
pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub
ketika meiosis. B untuk biji bulat, b
untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau. Jika tanaman
ercis biji bulat kuning homozygote (BBKK) disilangkan dengan biji kisut hijau
(bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan
menyerbuk kembali, maka tanaman ini akan membentuk empat macam gamet baik
jantan ataupun betina masing-masing dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya
turunan F2 dihasilkan 16 kombinasi.yang terdiri dari empat macam fenotip, yaitu
9/16 bulat kuning, 3/16 bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16 kisut hijau.
Dua diantara fenotip itu serupa dengan induknya semula dan dua lainnya
merupakan fariasi baru (Gooddenough,1984).
Mendel
memperoleh jumlah masing-masing fenotipe generasi F2 dari hasil persilangan dihibrid,
sehingga rasio fenotipenya adalah 9 : 3 : 3 : 1. Dari hasil percobaan-percobaan
yang telah dilakukan tersebut, Mendel merumuskan hukum perpaduan secara bebas (Independent assortment), yang
menyatakan bahwa “Dua gen yang berbeda
akan berpadu secara bebas pada masing-masing alelnya selama pembentukan sel-sel
haploid”. Dapat dikatakan bahwa alel pada satu gen akan bertemu secara
bebas dalam menghasilkan sel gamet (Brooker, 2009).
Dalam
hukum Mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen of
genesatau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan bahwa
selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan
mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai
pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki
satu ataulebih karakter yang berbeda. Persilangan dihibrid akan menghasilkan
keturunan F2 dengan perbandingan 9:3:3:1(Campbell, 2010).
Perbandingan
fenotip yang ditemukan dalam persilangan monohybrid maupun dihibrid tidak
sepenuhnya merupakan perbandingan yang pasti. Dalam kejadian nyata terdapat
penyimpangan atau deviasi. Perbandingan hasil persilangan di dalam kenyataan
berbeda atau memiliki selisih dengan perhitungan. Maka dari itu perlu diadakan
evaluasi. Cara evaluasi tersebut adalah dengan mengadakan chi-square test (χ2)
(Suryo, 1990).
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka
diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat
yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal
ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan
tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling mempengaruhi. (Ahmad Yani, 1997).
1.1 Tujuan
Praktikum :
1. Menentukan
dan membuktikan perbandingan fenotipe menurut hukum Mendel pada persilangan dua
sifat beda (dihibrida).
II.
BAHAN
DAN METODE PRAKTIKUM
2.1
Alat dan Bahan
v Model
gen (kancing genetik) 4 warna merah, putih, Kuning, dan hijau
v Dua
buah stoples
2.2 Metode
Praktikum
1. Mengambil
sepasang model gen merah,putih,kuning dan hijau. Dalam hal ini warna gen merah (B)
pembawa sifat untuk bentuk bulat dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat
untuk bentuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat
untuk warna biji kuinng dan dominan terhadap warna hijau (k) pembawa sifat
untuk warna biji hijau.
2. Membuka
pasangan gen tersebut diatas. hal ini diumpamakan sebagai pemisah gen pada saat
pembentukan gamet dari kedua induk. Pada proses ini diasumsikan bahwa
fertilisasi terjadi secara acak.
3. Menentukan
kombinasi genotipe yang terbentuk pada F1
4. Membuat
pasangan model gen untuk meneruskan macam gen yang terbentuk pada F1. Harus
meningingat bahwa 1 pasang gen dianggap satu macam gamet.
5. Membuat
model gamet yang sama seperti di atas (langkah 4). Masing-masing 16
6. Delapan
pasang dari masing-masing pasangan model gen (gamet) memasukkan ke dalam
stoples 1 dan delapan pasang lagi ke stoples II. Mengocok atau mengaduk
sehingga bercampur dengan baik.
7. Secara
serentak dan acak, mengambil model gamet dari masing-masing stoples tersebut. lalu
memasangkan kan guna menentukan kombinasi genotipenya.
8. mencatat
hasil kombinasi yang didapatkan. Bila stoples I terambil model gen (gamet) pasangan
putih kuning (bK) dari stoples II terambil merah hijau (Bk), maka kombinasi
genotipnya adalah BBKk. Demikian seterusnya.
9. Memasangkan
yang terambil kembalikan ke stoples masing-masing dan melakukan pengambilan
sebanyak 32 kali dan 64 kali.
III.
HASIL
PENGAMATAN
Tabel 1. Nisbah
pengamatan fenotipe
|
fenotipe
|
genotipe
|
Frekuensi genotipe
|
Rasio fenotipe
|
||
|
32 x
|
64 x
|
32 x
|
64x
|
||
|
Bulat-kuning
|
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
|
IIII
III
|
II
IIII
|
18
|
35
|
|
Bulat-hijau
|
BBkk
Bbkk
|
I
IIII
|
|
5
|
13
|
|
Keriput-kuning
|
bbKK
bbKk
|
II
IIII
|
|
6
|
11
|
|
Keriput-hijau
|
bbkk
|
III
|
IIII
|
3
|
5
|
|
Total
|
|
32
|
64
|
32
|
64
|
Tabel 2. Perbandingan/ nisbah
fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah harapan/teoritis/expected (E)
|
fenotipe
|
Pengamatan
|
Harapan
|
Deviasi
|
|||
|
32x
|
64x
|
32x
|
64x
|
32x
|
64x
|
|
|
Bulat-kuning
|
18
|
35
|
18
|
36
|
0
|
-1
|
|
Bulat-hijau
|
5
|
13
|
6
|
12
|
-1
|
1
|
|
Keriput-kuning
|
6
|
11
|
6
|
12
|
0
|
-1
|
|
Keriput- hijau
|
3
|
5
|
2
|
4
|
1
|
1
|
|
Total
|
32
|
64
|
32
|
64
|
0
|
0
|
IV.
PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum
yang telah kami laksanakan untuk membuktikan kebenaran pada hukum Mendel
II yaitu persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid). kami
melakukan Percobaan pengambilan satu kancing secara acak
dalam masing-masing stoples, pada pengambilan pertama dilakukan sebanyak 32
x dan pada pengambilan kedua dilakukan sebanyak 64
x.
Dari hasil
yang telah didapatkan pada persilangan dihibrid menggunakan kancing genetik
yang berjumlah empat warna dengan warna merah (B) pembawa sifat untuk bentuk
biji bulat dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk bentuk biji
keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk warna biji
kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) sebagai pembawa sifat untuk warna
biji hijau. Berikut keterangan pada beberapa percobaan:
Pada tabel
1. Dengan frekuensi Genotipe 32 x. Didapatlah
Bulat Kuning (BBKK sebanyak 4, BBKk sebanyak 4, BbKK sebanyak 3 dan BbKk sebanyak 9 dengan jumlanya 18).
kemudian, Bulat Hijau (BBkk sebanyak 1, Bbkk sebanyak 4 dengan jumlahnya 5).
Pada Keriput Kuning (bbKK sebanyak 2, bbKk sebanyak 4 dengan jumlahnya 6) . Pada Keriput
Hijau (bbkk sebanyak 3, dengan jumlahnya 3).
Pada tabel
1. Dengan frekuensi Genotipe 64 x.
Didapatlah Bulat Kuning (BBKK
sebanyak 2,
BBKk sebanyak 4,
BbKK sebanyak 7
dan BbKk sebanyak 22 dengan jumlanya 35). kemudian, Bulat
Hijau (BBkk sebanyak 7, Bbkk sebanyak 6 dengan jumlahnya 13). Pada Keriput
Kuning (bbKK sebanyak 3, bbKk sebanyak 8dengan jumlahnya 11) . Pada Keriput
Hijau (bbkk sebanyak 5, dengan jumlahnya 5).
Pada tabel
2. Dengan pengamatan 32 x. Didapatlah
Pebandingan fenotipe Bulat Kuning :
Bulat Hijau : Keriput Kuning : Keriput hijau. yaitu 18 : 5 : 6 : 3. Dengan
deviasi 0 : -1 : 0 : 1 . Sedangkan harapan pada hukum medel II. Dengan
perbandingan Bulat Kuning : Bulat Hijau : Keriput Kuning : Keriput
hijau. Yaitu 18 : 6 : 6 : 2. Hal ini, menunjukkan bahwa pengamatan yang kami
lakukan adalah benar. Karena, hasil yang kami dapati hampir sama/ mendekati
dengan ketetapan Hukum mendel II. Yaitu jika kita perkecilkan. maka,
perbandingannya adalah 9 : 3 : 3 : 1.
Pada tabel
2. Dengan pengamatan 64 x. Didapatlah
Pebandingan fenotipe Bulat Kuning :
Bulat Hijau : Keriput Kuning : Keriput hijau. yaitu 35 : 13 : 11 : 5. Dengan
deviasi -1 : 1 : -1 : 1 . Sedangkan harapan pada hukum medel II. Dengan
perbandingan Bulat Kuning : Bulat Hijau : Keriput Kuning : Keriput
hijau. Yaitu 36 : 12 : 12 : 4. Hal ini, menunjukkan bahwa pengamatan yang kami
lakukan adalah benar. Karena, hasil yang kami dapati hampir sama/ mendekati
dengan ketetapan Hukum mendel II. Yaitu jika kita perkecilkan. maka, perbandingannya
adalah 9 : 3 : 3 : 1.
Dari
angka-angka yang telah kami dapati dengan beberapa percobaan dan pengamatan.
Bahwa perbandingan fenotipe yang di cetus oleh Mendel yang menggunakan
persilangan dua sifat beda (dihibrid) adalah benar.
V.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang
telah kami lakukan dapat disumpukan bahwa :
v Persilangan
dua sifat beda (dihibrid) yang dilakukan oleh mendel adalah benar. Karena, Dari angka-angka yang telah kami
dapatkan dengan beberapa percobaan dan
pengamatan kami juga menemukan perbandingan fenotipe yang hampir sama/
mendekati dengan ketetapan Mendel II.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Ada
berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut?
Jawab
:
ada 9 kombinasi genotipe. Yaitu : BBKK, BBKk, BbKK, BbKk, BBkk, Bbkk, bbKK,
bbKk, bbkk.
2. Tulis
perbandingan fenotip yang diperoleh!
v Pada rasio
fenotipe 32 x.
· Bulat-Kuning : Bulat-hijau :
Keriput-Kuning : Keriput-hijau
Yaitu = 18 :
5 : 6
: 3
v Pada rasio
fenotipe 64 x.
· Bulat-Kuning : Bulat-hijau :
Keriput-Kuning : Keriput-hijau
Yaitu = 35 :
13 : 11
: 5
3. Jelaskan
prinsip persilangan diatas dengan kejadian di alam nyata !
Jawab:
Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan dua sifat beda. Tujuan dari
persilangan ini adalah mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alel dari
karakter gen tersebut. Dalam kehidupan, prinsip persilangan ini sangat berperan
penting. Karena, bahwa setiap individu
yang memiliki dua pasang atau dua sifat, maka sifat tersebut dapat diturunkan
secara bebas dan tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain dan ini
membuktikan bahwa di dalam kehidupan, setiap organisme yang memiliki sifat atau
gen berbeda tidak akan saling mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
Brooker,
Robert J. 2009.: Analysis genetic and
Principles, Third Edition.
New
York: Genetics Science
Campbell,
Reece. 2010. Biologi. Jakarta:
Erlangga.
Goodenough, U.1984. Genetika.
Jakarta:
Erlangga
Suryo.
1990. Genetika Strata I. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Yani
Ahmad. 1997. Ilmu Genetika SMA.
Jakarta: Esis
ini persilangannya menggunakan aplikasikan? kalau boleh tau apa ya nama aplikasinya? terimakasih sebelumnya
ReplyDelete