Thursday, December 22, 2016

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

I.                   PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui untuk menjelaskan prinsip-prinsip pewarisan sifat. Pertama, individu yang disilangkan adalah parental atau orangtua (P) dari individu keturunannya. Filial adalah keturunan atau anak dari parental. F1 adalah fillal generasi pertama, dan F2 adalah fillal generasi ke dua. Setiap parental akan menghasilkan gen yang disebut gamet. Gamet disebut juga dengan istilah sel kelamin. Gamet adalah hasil pembelahan sel pada sebuah individu yang akan bergabung dengan gamet dari individu lain membentuk individu baru. Gamet D dikatakan sebagai alel dominan, sedang gamet d merupakan alel resesif. Gen D dikatakan dominan terhadap gen d, karena ekpresi gen D akan menutupi ekspresi gen d jika keduanya terdapat bersamasama dalam satu individu (Dd). Sebaliknya, gen resesif adalah gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi gen lainnya. Individu Dd dinamakan individu heterozigot, sedang individu DD dan dd adalah individu homozigot yang masing-masing disebut sebagai individu homozigot dominan dan homozigot resesif. Genotipe adalah susunan genetik yang membentuk suatu sifat tertentu, sedangkan fenotipe adalah sifat-sifat fisik dari individu yang dapat langsung diamati pada individu-individu tersebut, yakni tinggi, pendek,hijau,kuning,danlain-lain.(FransiscaCahyono,2010).                                                                                      Penggunaan istilah dan bahasa atau kata yang salah dapat berakibat kesalahan memahami konsep. Seperti penggunaan istilah kromosom tubuh dan kromosom kelamin. Sebaiknya istilah ini diganti dengan kromosom autosom dan kromosom gonosom. Demikian pula penggunaan kalimat atau kata yang tidak tepat. Penggunaan kata atau kalimat yang salah bisa disebabkan pemahaman penulis buku yang juga tidak tepat sehingga berakibat kesalahan pada pemilihan kata dan kalimat. Hasil pemikiran sebagai refleksi pemahaman penulis turut mempengaruhi miskonsepsi (Elya Nusantari . 2011).                         
Analisis pewarisan karakter kuantitatif sangat penting dalam program pemuliaan tanaman. Analisis ini digunakan untuk mendapatkan informasi genetik yang terdiri atas jumlah gen yang mengendalikan karakter tersebut, aksi gen, keragaman genetik, heritabilitas serta informasi-informasi genetik lainnya. Informasi genetik tersebut sangat berguna dalam tahapan seleksi, sehingga seleksi dapat lebih efektif dan efisien (Sujiprihati et al., 2001). 
 Hukum mendel I adalah perkawinan dua tetua yang mempumyai satu sifat beda (monohibrid). Setiap individu yang berkembangbiak secara seksual terbentuk dari peleburan dua gamet yang berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis mendel setiap sifat/ karakter ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hukum mendel satu berlaku pada waktu gametogenesis F1 X F1 itu memiliki genotipe heterozigot. Dalam perestiwa meiosis, gen sealael akan terpisah, masing-masing akan membentuk gamet. Waktu terjadi penyerbukan sendiri (F1 X F1) dan pada proses fertilisasi gamet-gamet yang mengandung gen itu akan melebur secara acak dan terdapat empat macam peleburan atau perkawinan. ( Penuntun Praktikum Genetika, 2016).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 2 (dua) penyebaran warna kulit pada populasi itik Magelang, yaitu abu-abu (17,55%) dan putih (82,45%). SMYTH (1993) mengidentifikasikan bahwa warna kulit pada unggas diantaranya abu-abu dan putih. Fenotipik warna kulit abu-abu dengan sandi genetik (genotipik) W+ /-Id/W fm+ /fm+ E/- dan warna kulit putih dengan sandi genetik (genotipik) W+ /Id/W fm+ /fm+ + e/e+ . Dominasi warna kulit putih menunjukan bahwa itik Magelang masih sedarah dengan itik Indian runner. Itik Indian runner mempunyai warna kulit putih dengan bulu coklat tua dan muda.

1.1  Tujuan Praktikum
1. Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel.
2. Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan.
3. Memahami pengertian dominan, resesif, genotipe, fenotipe.

II.                BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
v  Model gen (kancing genetik) 2 warna merah dan putih
v  Dua buah stoples
2.2. Metode Praktikum
1.      Mengambil  model gen merah dan putih, masing-masing 30 pasang atau 60 biji ( 30 jantan dan 30 betina).
2.      menyisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan. Ini dimisalkan individu merah dan individu putih.
3.      membuka pasangan gen di atas ( langkah 2 ), ini dimisalkan pemisahan gen pada pembentukan gamet,baik oleh individu merah atau individu putih.
4.      Menggabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan sebaliknya. Ini mengambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah dan individu putih.
5.      Memisahkan kembali model gen  merah dan model gen putih. Hal ini mengambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1
6.      Selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun putih yang akan dimasukkan  ke dalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih ke dalam stoples betina.
7.      Dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut. kemudian mengambil secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples dan memasangkannya.
8.      Melakukan secara terus menerus pengambilan model gen sampai habis dan mencatat setiap pasangan gen yang terambil ke dalam tabel pencatatan.
9.      Bisa juga dengan mengembalikan model gen yang terambil ( langkah 8 ) ke dalam stoples masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil lagi. melakukan percobaan serupa untuk pengambilan 20 x, 40 x, dan 60 x.

III.             HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Pencatatan untuk pengambilan 20 x
No
Pasangan
Tabulasi ijiran
Jumlah
1
Merah-Merah
IIII
4
2
Merah-Putih
IIII IIII II
12
3
Putih-Putih
IIII
4

Tabel 2. Pencatatan untuk pengambilan 40 x
No
Pasangan
Tabulasi ijiran
Jumlah
1
Merah-Merah
IIII III
8
2
Merah-Putih
IIII IIII IIII IIII III
23
3
Putih-Putih
IIII IIII
9

Tabel 3. Pencatatan untuk pengambilan 60 x
No
Pasangan
Tabulasi ijiran
Jumlah
1
Merah-Merah
IIII IIII
10
2
Merah-Putih
IIII IIII IIII IIII IIII IIII III
33
3
Putih-Putih
IIII IIII IIII II
17

Tabel 4. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 20 x
Fenotipe
Pengamatan
(Observasi=O)
Harapan
(expected)
Deviasi
(O-E)
Merah
16
15
+1
Putih
4
5
-1
Total
20
20
0

Tabel 5. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 40 x
Fenotipe
Pengamatan
(Observasi=O)
Harapan
(Expected)
Deviasi
(O-E)
Merah
31
30
+1
Putih
9
10
-1
Total
40
40
0

Tabel 6. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 60 x
Fenotip
Pengamatan
(Observasi=O)
Harapan
(Expected)
Deviasi
(O-E)
Merah
43
45
-2
Putih
17
15
2
Total
60
60
0




IV.             PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, kami menemukan beberapa perbandingan/nisbah yang menggunakan 60 biji kancing genetik ( 30 merah AA dan 30 putih aa ). Dengan tabel 1. pengambilan kancing genetik sebanyak 20 x, tabel 2. pengambilan kancing genetik sebanyak 40 x, dan tabel 3. pengambilan kancing genetik sebanyak 60 x. sehingga di proleh beberapa perbandingan berikut ini:
Pada tabel 1. pengambilan kancing genetik sebanyak 20 x     Didapatkan, perbandingan Merah-Merah  AA : Merah-Putih Aa : Putih-Putih aa yaitu 4 : 12 : 4.  Jika kita perkecilkan lagi maka perbandingannya adalah 1 : 2 : 1. Hal ini menunjukkan bahwa Berdasarkan teori hukum mendel I yang menjelaskan bahwa perbandingan yang didapatnya adalah 1 : 2 : 1. Maka percobaan yang kami lakukan di laboratorium adalah benar. Yang di tegaskan dalam teori hukum mendel I.
Pada tabel 2. pengambilan kancing genetik sebanyak 40 x     Didapatkan, perbandingan Merah-Merah  AA: Merah-Putih Aa : Putih-Putih aa yaitu 8 : 23 : 9.  Jika kita perkecilkan lagi maka perbandingannya adalah 0,7 : 2 : 0,8. Hal ini menunjukkan bahwa percobaan yang kami lakukan di laboratorium adalah Hampir sama dengan teori hukum mendel I .
Kemudian, Pada tabel 3. pengambilan kancing genetik sebanyak 60 x      Didapatkan, perbandingan Merah-Merah  AA: Merah-Putih Aa : Putih-Putih aa yaitu 10 : 33 : 17.  Jika kita perkecilkan lagi maka perbandingannya adalah tidak jauh berbeda dengan  teori hukum Mendel I. akan tetapi hampir sama.  Hal ini menunjukkan bahwa percobaan yang kami lakukan di laboratorium adalah benar.
Setelah melakukan beberapa pengambilan kancing genetik (20 x, 40 x, dan 60 x) model gen jantan baik merah maupun putih dan model gen betina baik merah maupun putih dengan tanpa melihat dan sambil mencampur gen-gen tersebut, didapat nisbah atau perbandingan genotipe yang sesuai dengan yang diharapkan seperti yang dilakukan oleh Mendel yaitu 1 : 2 : 1 (1 merah-merah : 2 merah-putih : 1 putih-putih).
Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah Hrapan/teoritis/expected (E) dengan beberapa pengambilan kancing genetik. Didapatlah perbandingan yang hampir sama dengan hukum mendel I.   berikut percobaan yang telah kami lakukan.
Pada tabel 4. pengambilan kancing genetik sebanyak 20 x    didapatlah  hasil fenotipe nya : 16 Merah   dan 4 putih. Data ini,  yang memiliki deviasi +1 Merah dan -1 Putih. Sedangkan nisbah harapan adalah 15 Merah   dan 5 putih dengan perbandingan ( 3 : 1 ). Hal ini menunjukkan bahwa percobaan yang kami lakukan di laboratorium adalah mendekati nisbah yang diharapkan  ( hukum Mendel I ).
Pada tabel 5. pengambilan kancing genetik sebanyak 40 x    didapatlah  hasil fenotipe nya : 31 Merah   dan 9 putih. Data ini,  yang memiliki deviasi +1 Merah dan -1 Putih. Sedangkan nisbah harapan adalah 30 Merah   dan 10 putih dengan perbandingan ( 3 : 1 ). Hal ini menunjukkan bahwa percobaan yang kami lakukan di laboratorium adalah mendekati nisbah yang diharapkan  ( hukum Mendel I ).
Pada tabel 6. pengambilan kancing genetik sebanyak 60 x    didapatlah  hasil fenotipe nya : 43 Merah   dan 17 putih. Data ini,  yang memiliki deviasi -2 Merah dan +2 Putih. Sedangkan nisbah harapan adalah 45 Merah   dan 15 putih dengan perbandingan ( 3 : 1 ). Hal ini menunjukkan bahwa percobaan yang kami lakukan di laboratorium adalah mendekati nisbah yang diharapkan  ( hukum Mendel I )
Dari seluruh data percobaan yang dilakukan diketahui bahwa perbandingan genotipe dan fenotipe nya . Perbandingan genotipe dapat dilihat pada tabel 1,2 dan 3 dengan perbandingan Mendel 1:2:1. jadi genotipe adalah susunan genetik yang tidak tampak, hanya dapat disimbolkan  dengan huruf-huruf
Perbandingan fenotipe dapat dilihat pada tabel 4, 5 dan 6 dengan perbandingan  Mendel 3:1. Jadi fenotipe adalah sifat/karakter yang tampak, seperti warna, dan bentuk. perbandingan warna Merah lebih besar dibandingkan  dengan warna putih. Ini menunjukkan bahwa warna merah merupakan sifat alel yang dominan, sedangkan warna putih menunjukkan sifat alel yang resesif.

V.                KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpukan bahwa :
v  Angka-angka perbandingan yang kami dapatkan pada saat pecobaan adalah hampir sama dengan hukum mendel I. bahkan ada perbandingan yang sama dengan pebandingan mendel I. 
v  Nisbah pengamatan yang kami lakukan mendekati teoritis yang ditemukan oleh hukum Mendel I.
v  - Sifat dominan adalah sifat yang banyak muncul atau mendominasi hasil     persilangan
-Sifat resesif adalah sifat yang sedikit atau kecil munculnya dari hasil persilangan
-Genotipe adalah  susunan genetik suatu individu. Sifat herediter yang tak  
tampak, hanya dapat disimbolkan dengan huruf-huruf.
-Fenotip adalah sifat/karakter yang tampak seperti warna, dan bentuk.






JAWABAN PERTANYAAN
1.      Berapa macam pasangan genotipe yang diperoleh?
jawab: Pasangan genotipe yang diperoleh adalah 3 macam, yaitu, AA (merah), Aa (merah), dan aa (putih).
2.      Berapa perbandingannya?
Jawab:
v  Untuk percobaan 20 x, perbandingannya AA : Aa : aa = 4 : 12 : 4
v  Untuk percobaan 40 x, perbandingannya AA : Aa : aa = 8 : 23 : 9
v  Untuk percobaan 60 x, perbandingannya AA : Aa : aa = 10 : 33 : 17
Yang hampir mendekati perbandingan pada teori hukum mendel I
3.      Jika model gen merah dominan,berapa perbandingan fenotip yang diperoleh?
Jawab : perbandingannya adalah 3:1 . 3 merupakan warna merah (dominan) dan 1 adalah putih (resesif)
4.      Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan model 2 ini ?
Jawab:
v  Dari percobaan model 2 ini, dapat disimpulkan bahwa perbandingan genotipe pada persilangan monohibrid adalah 1 : 2 : 1, sedangkan perbandingan fenotipenya adalah 3 : 1.






DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Fransisca . 2010. Penelitian Kombinatorial Dalam Hukum Pewarisan
Mendel. Bandung :  Institut Teknologi Bandung
Mahfudz, S. Kismiati dan T.a. Sarjana 2005. Fenotipik dari itik magelang yang
produktif. Semarang: Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro
Nusantari Elya. 2011. Analisis dan Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika.
Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo
Sujiprihati et al. 2007. Pendugaan nilai heterosis dan daya gabung beberapa
komponen hasil pada persilangan dialel penuh enam genotipe cabai (Capsicum annuum L.). Bogor: IPB Press
Suryati Dotti, et al. 2016. Penuntun Pratikum Genetika. Bengkulu: Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu.


LAMPIRAN








Hasil Dari Rangkaian DNA yang telah kami Buat, yang terbuat dari bahan Rimbang Sebanyak 20 Buah dan Tusuk gigi sebanyak 28 (10 panjang dan 18 pendek)

No comments:

Post a Comment