I.
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Keragaman hayati
(biodiversity) dibagi menjadi 3 kategori dasar, yaitu keragaman genetik,
keragaman spesies, dan keragaman ekosistem. Keragaman genetik merupakan variasi
genetik didalam setiap spesies yang mencakup aspek biokimia, struktur, dan
sifat organisme yang diturunkan secara fisik dari induknya dan dibentuk dari
DNA. Keragaman spesies merupakan variasi seluruh tumbuhan, hewan, fungi, dan
mikroorganisme yang masing-masing tumbuh dan berkembangbiak sesuai dengan karakteristiknya.
Keragaman ekosistem merupakan variasi ekosistem yang merupakan unit ekologis
yang mempunyai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi dan
perpindahan energi. Kegiatan konservasi diperlukan guna mempertahankan
keanekaragaman hayati tersebut, yang semakin terancam oleh kerusakan lingkungan
akibat ulah manusia. Kerusakan lingkungan ini tidak hanya dapat mengurangi
populasi spesies hewan dan tumbuhan, tetapi juga menyebabkan spesies-spesies
tersebut terancam punah (Mamat Rahmat, 2009).
Genetika sebagai ilmu
yang mempelajari segala hal yang mengenai keturunan dimulai sejak purbakala,
ketika para petani mengetahui bahwa hasil pertaniannya dan ternaknya dapat
ditingkatkan melalui persilangan.
Meskipun pengetahuan mereka masih sangat primitif namun mereka menyadari
bahwa beberapa sifat yang baik pada tumbuhan dan hewan dapat diwariskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
Mereka menjalankan berbagai persilangan tanpa disadari pengetahuan
karena belum di kenal adanya gen, apalagi hukum-hukum keturunan (Suryo,1990).
Genetika populasi ialah cabang dari genetika yang mempelajari gen dalam populasi, yang menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Adapun populasi ialah suatu kelompok dari satu macam organisme, dan dari situlah dapat diambil cuplikan (sample). Semua makhluk merupakan suatu masyarakat sebagai hasil dari perkawinan antara spesies dan mempunyai lengkang gen yang sama. Lengkang gen (gene pool) adalah jumlah dari semua alel yang berlainan atau keterangan genetik dalam anggota dari populasi yang membiak secara kawin (Afandi, 1994).
Secara ekologi badak
jawa termasuk satwa yang soliter kecuali pada saat musim kawin dan mengasuh
anak. Perilaku sosial umumnya hanya ditunjukkan pada masa berkembang biak,
yakni sering dijumpai individu badak jawa dalam kelompok-kelompok kecil yang
terdiri atas jantan dan betina atau jantan, betina, dan anak (Schenkel &
Schenkel-Hulliger 1969). Lama waktu berkumpul tersebut sampai saat ini belum
banyak diketahui sehingga aktivitas berkelompok sering diduga berdasarkan dari
lama waktu berkumpul badak india, yakni 5 bulan (Ramono WS, 1973).
Analisis pewarisan
karakter kuantitatif sangat penting dalam program pemuliaan tanaman. Analisis
ini digunakan untuk mendapatkan informasi genetik yang terdiri atas jumlah gen
yang mengendalikan karakter tersebut, aksi gen, keragaman genetik,
heritabilitas serta informasi-informasi genetik lainnya. Informasi genetik
tersebut sangat berguna dalam tahapan seleksi, sehingga seleksi dapat lebih
efektif dan efisien (Sujiprihati et al.,
2001).
Miskonsepsi pada konsep
genetika yang ditemukan pada penelitian adalah pada konsep arti dan ruang
lingkup genetika; materi genetik: gen, DNA, dan kromosom; hubungan gen,
DNA-RNA-Polipeptida dan proses sintesis protein; Prinsip hereditas dan
mekanisme pewarisan sifat; Penentuan jenis kelamin; Hubungan pembelahan mitosis
dan meiosis dengan pewarisan sifat; Mutasi (Lestari, 2008).
1.1 Tujuan
Praktikum
1. Mengetahui
prinsip-prinsip genetika populasi
2. Mampu
Mencari dan membuktikan keseimbangan hardy-weinberg.
II.
BAHAN
DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
v File
Genetika Populasi
v LCD
2.2. Metode Praktikum
1.
Gambar-gambar yang ada pada slided
diamati
2.
Populasi dicari dan dibuktikan yang ada
pada slide sudah mencapai keimbangan hardy-weinberg.
III.
HASIL
PENGAMATAN
Diketahui: 194 biji putih (gg)
303 biji ungu (Gg)
503 biji kuning (GG)
Total biji jagung = 1000 biji
Dalam populasi biji jagung pada
tugas kelompok 3 dapat dihitung frekuensi genotype:
a.
frekuensi gg = 194/1000 = 0,194
b.
frekuensi Gg = 303/1000 = 0.303
c.
frekuensi GG = 503/1000 = 0,503
sehingga frekuensi alel dapat
dihitung :
a.
frekuensi g = 0,194 + 0,303/2 = 0,345
b.
frekuensi G = 0,503 + 0,303/2 =0,6545
IV.
PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum yang telah kami laksanakan tentang populasi.
Adapun pengertian genetika populasi yaitu cabang dari ilmu
genetika yang mempelajari gen-gen dalam populasi, yang menguraikan secara
matematik akibat menurunnya gen-gen tertentu pada tingkat populasi. Pengertian
lain dari genetika populasi ialah
cabang dari genetika yang mempelajari gen-gen dalam populasi, yang menguraikan
secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi.
Perhitungan yang kami peroleh yang
telah ditetapkan oleh dosen, jumlah dari biji jagung yaitu 1000 dengan
pembagian 194 biji
putih (gg), 303 biji ungu (Gg) dan 503 biji kuning (GG).Setelah itu kami
melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus yang sudah ada. Maka untuk frekuensi genotype di dapatkan hasil
seperti yang ada pada hasil diatas yaitu untuk fenotipe (gg) adalah 0.194
fenotipe (Gg) adalah 0,303 dab fenotipe (GG) adalah 0.503 data ini didapat dari
hasil bagi jumlah tanaman yang di hitung dengan julmlah seluruh biji tanaman
jagung. Selanjutnya data frekuensi alel yaitu untuk yang biji resesif yang
dilambangkan dengan g yaitu 0.,345 sedangkan untuk biji yang dominan yaitu yang
dilambngkan dengan G adalah 0,6545.
Dari data yang diperoleh diatas kami telah mampu membuktikan
bahwa percobaan yang kami lakukan adalah benar
Karena sesuai dengan keseimbangan hardy-weinberg.
V.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang
telah kami lakukan dapat disimpukan bahwa :
v genetika populasi yaitu cabang
dari ilmu genetika yang mempelajari gen-gen dalam populasi, yang menguraikan
secara matematik akibat menurunnya gen-gen tertentu pada tingkat populasi.
Pengertian lain dari genetika populasi ialah cabang dari genetika yang mempelajari gen-gen dalam populasi.
v frekuensi genotype untuk data fenotipe (gg) adalah 0.194 fenotipe
(Gg) adalah 0,303 dab fenotipe (GG) adalah 0.503 data ini didapat dari hasil
bagi jumlah tanaman yang di hitung dengan julmlah seluruh biji tanaman jagung.
v Kemudian, Pada frekuensi alel yaitu
untuk yang biji resesif yang dilambangkan dengan g yaitu 0.,345 sedangkan untuk biji yang
dominan yaitu yang dilambngkan dengan G adalah 0,6545. jadi. kami telah mampu
membuktikan bahwa keseimbangan Hardy-Weinberg
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M. 1994. Dasar-Dasar Genetika Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Campbell, Neil A, dkk2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Suryo. 1990. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Rahmat, Mamat. 2009. Genetika Populasi
dan Strategi Konservasi Badak Jawa.
Banten : Taman Nasional
Ujung Kulon Pandeglang
Ramono WS. 1973. Javan rhinoceros in Udjung Kulon. Bogor: Direktorat PPA.